Pelajaran hidup dari seorang bisma mahabarata

Bhisma begitu ia dikenal dalam cerita mahabarat, mempunyai nama lain dewabrata yaitu nama waktu ia kecil. Dia sendiri termasuk salah satu toko utama dari cerita persaingan antara pandawa dan kurawa, dan tak lain lagi karena dia adalah kakek dari mereka.


Bhisma yang agung begitulah ia sering di panggil, adalah putra dari raja sentanu dengan dewi gangga. Menurut wikipedia namanya berarti
Dia yang sumpahnya dahsyat.
Mengapa demikian karena bersumpah untuk membuajang selamanya untuk mencegah keturunannya berselisih dengan anak istri raja sentanu lainnya yaitu dewi satyawati, istilahnya asuransi untuk keturunan dari ibu tirinya tersebut. Dan dia juga menolak kedudukan untuk menjadi penerus dari raja sentanu.

gambar bisma matiBagi kalian yang sudah melihat serial mahabarata yang tayang di salah satu televisi swasta kemarin pasti tidak asing dengan sosok ini. Dia begitu teguh memegang janjinya walau itu menyakitkan baginya.

Dari sini saya mau membuat kesimpulan tentang pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari sosok bhisma ini.

1. Tidak pernah memperebutkan jabatan.

Nama bhisma yang ia dapatkan itu adalah bukti bahwa ia bukan orang yang suka merebutkan jabatan atau kekuasaan, dia menolak menjadi penerus raja selanjutnya walaupun ia adalah putra tertua yang hidup dari raja sentanu. Berbeda dengan orang saat ini yang berebut kekuasaan dan mencari cara supaya kaya dan berkuasa secepatnya.

2. Memegang teguh sumpah dan janjinya.

Bhisma rela tersakiti bahkan di rendahkan sedemikian rupa demi sumpah dan janjinya. Bila kita bisa menjadi orang yang berani dan cukup kuat memegang sumpah dan janji, kita bisa menjadi orang yang dapat dipercaya orang.

3. Tidak mau menyerang wanita.

Seorang bhisma tidak pernah menyerang dan menyakiti wanita, meskipun amba dan drupadi merupakan kesalahan terbesarnya, tapi saya anggap tidak pernah karena bhisma tidak melakukannya secara fisik dan terbatas pada kewenangnya. Amba karena sumpah tidak menikahnya dan Droupadi karena sumpahnya yang lain yaitu tidak melawan raja.
Bahkan bhisma malah menjatuhkan senjatanya ketika bertemu perwujudaan dari amba yaitu srikandi yang hendak membunuhnya, walau dia mati karena panah dari para pandawa.
Betapapun seorang lelaki yang baik ia tidak akan pernah menyakiti dan melukai seorang wanita.

4. Tidak takut apapun.

Tidak ada yang bisa membuat bhisma takut dan mundur, kecuali sumpah dan janjinya ia akan melawan. Kita menjadi manusia selagi masih dalam jalan yang benar janganlah pernah takut dan berhenti melakukan hal kebaikan.

Itulah inspirasi singkat tentang pelajaran yang bisa kita ambil dari seorang bhisma yang agung kakek dari pandawa dan kurawa.

Iklan Tengah Artikel 2